Selepas Magrib di Padukuhan Karanggayam

Sari baru saja tiba di rumah sepulang salat magrib di suraudekat rumahnya. Ketika sedang melepas mukena, pintu rumahnya terbuka. Rico, anak bungsunya yang masih duduk di kelas tujuh baru saja pulang dengan seragamnya masih lengkap namun terlihat lusuh dan basah oleh keringat. Semestinya pukul 16.00 tadi ia sudah pulang ke rumah sebab sepulang sekolah ia hanya memiliki agenda les bahasa Inggris saja. Sari mafhum, ia pasti langsung pergi bermain bersama kawan-kawannya.

“Langsung adus, salat, madhang, gek sinau.”

“Iyo, Mak.”

Rico pun menuruti perintah mamaknya. Seusai mandi. Ia lantas menunaikan salat magrib yang belum ia tunaikan. Sementara itu, Sari tengah sibuk dengan tumpukan pakaian yang belum disetrika. Tak berapa lama  terdengar suara klakson motor dari luar rumah, seakan mengajak si penghuninya untuk pergi. Sari beranjak ke luar rumah untuk menengok siapa yang sedang berada di luar.

Di luar rumah ada Iyan, teman sebaya Rico sekaligus remaja paling badung di padukuhan Karanggayam, menaiki motor tanpa helm sedang menunggu Rico

“Yan, Mbok yen meh dolan kie ora yahmene! Saiki kie jam belajar. Ora isa maca tulisan nang balai po piye? Kuwi tekan Pak Lurah: JAM BELAJAR 19.00-21.00”

Dari dalam rumah terdengar suara Rico menyela mamaknya,”Sik, Yan. Enteni, Yan!”

Segera saja Sari mengusir Iyan dari hadapannya, lantas menutup pintu dan menguncinya rapat.

Be the first to reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *