#26haribertjerita: Tujuh Belas

Aku yakin di linimasa ini bukan hanya aku yang rindu bepergian. Terutama bepergian menggunakan moda transportasi kereta api. Kali ini aku akan menjelaskan tentang barang-barang esensial yang wajib kubawa ketika bepergian sekaligus membedah anatomi tas ransel gemas kesayanganku (dan #AqilaMaulidinaWibowo) beserta cerita di baliknya.

‌Tas Maxi Supply
Tas ini kubeli setelah melihat iklan di instagram pada tahun 2017. Harganya kurang dari seratus ribu karena (seingatku) masuk daftar barang clearance sale. Aku memilih tas ini dengan alasan warnanya menarik untuk dijadikan penyemangat untuk mengerjakan skripsi.

Smartphone, Card holder, Charger USB
Dulu aku merapalnya sebagai trilogi benda wajib yang harus ada di tasku ke mana pun aku pergi: hape, dompet, cas. Tiga benda itu telah menjadi barang bawaan wajib sebagian besar warga planet Bumi ke mana pun pergi, bukan?
Di masa kuliah ketika masih menggunakan smartphone dengan daya baterai rendah, komunikasiku dengan kolega/rekanku sering terputus di sore hari disebabkan kehabisan baterai, minimnya soket listrik di kampus, atau lupa membawa pengisi daya. Semakin ke sini, daya baterai smartphone semakin besar sehingga memungkinkan seseorang bepergian seharian tanpa mengisi ulang daya baterai asalkan digunakan dengan hemat.
Setelah muncul gerakan cashless society, kampanye pembayaran non-tunai semakin merebak. Banyak orang yg menyatakan lebih baik kehilangan dompet dari pada smartphone sebab nominal uang di dompet digital jauh lebih besar. Jadi, sungguh berbahaya jika smartphone-mu berpindah tangan ke orang tak bertanggung jawab atau bermaksud jahat.

Fun fact: aku membeli smartphone pertama dengan uangku sendiri di usia 25 tahun 9 bulan 🙈

‌Make-up Pouch
Di dalam make-up pouch-ku ada kosmetik Viva Eyeliner, Viva Eyebrow (brown), Wardah Eyeshadow (nude), Gatsby Infinity (sekarang sudah berganti dengan Gatsby White Up), Purbasari Hi-Matte Lip Cream (Ayana 10), Cusson Baby Cream, dan hand sanitizer. Selain itu aku juga menyimpan jarum pentul dan ikat rambut cadangan di sini.

‌Buku bacaan, buku catatan, pulpen, dan book sleeve.
Setiap perjalanan menggunakan kereta api yang memakan waktu minimal dua jam, aku selalu membawa buku bacaan untuk mengisi waktu tunggu. Bagiku tempat paling nyaman untuk membaca ya di gerbong kereta. Memainkan smartphone dan berselancar di dunia maya memang asyik, tapi sinyal di kereta kadang tidak stabil jika sedang melewati area pedesaan. Buku catatan dan pulpen kugunakan untuk menulis ide atau kerangka tulisan. Sekarang, ke mana pun aku pergi aku selalu membawa buku. Sempat membaca atau tidak itu urussan nanti. Ah ya, sejak berteman dengan Kak Dyah Ratitya aku jadi mengenal book sleeve. Menurutku book sleeve ini bermanfaat sekali, utamanya untuk menjaga agar sampul buku tidak terlipat atau bergesekan dengan benda lain di dalam tas yang sifatnya merusak. Sepertinya akan lebih baik lagi jika book sleeve membuat terobosan dengan menambah fitur anti air.

‌Keyboard dan Phone Holder
Sejak mendapatkannya sebagai kado, dua barang ini kubawa dalam rangka memfasilitasi keinginan menulis yang datang dan pergi sesuka hati. Keyboard yang kumiliki tidak bermerk, sedangkan phone holder merupakan produk keluaran Moxom.

Tumblr/Botol air minum
Sebagai manusia tentu saja aku butuh mengonsumsi air setiap hari. Aku bukan tipe manusia yang mewajibkan diri minum air sekian liter per hari. Jika sudah merasa haus atau mulutku kering, aku akan minum setidaknya tiga tegukan.

‌Mukena
Ya buat salat dong. Dari pada harus antre dengan jamaah lain atau antisipasi agar tidak zonk karena tempat tersebut tidak menyediakan mukena. Sejak pandemi, beberapa musala di ruang publik seperti stasiun atau restoran tidak lagi menyediakan mukena untuk umum guna memutus rantai persebaran Covid-19.

Pembalut
Jika aku melakukan perjalanan mendekati siklus menstruasi atau tepat ketika sedang menstruasi, tentu aku harus membawa pembalut untuk berjaga-jaga atau mengganti pembalut yang kupakai jika sudah penuh. Sebenarnya agak sedih dan kecewa pada diri sendiri karena masih berkontribusi menghasilkan sampah yang sulit terurai. Ingin sekali beralih menggunakan menstrual cup, pembalut kain, atau celana dalam menstruasi. Sayangnya aku kelewat ngotot (hanya) ingin menggunakan menstrual cup dengan jenama OrganiCup yang tidak murah itu, hahaha.

Nah, apa barang yang biasa kamu bawa jika sedang bepergian?

p. s. : Jika hanya pergi ke pasar, minimarket, warung bakso/mie ayam, dan sebagainya yang dekat dari rumah, aku hanya membawa tas selempang kecil yang memuat dompet dan smartphone saja.

Be the first to reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *