#26haribertjerita : Sembilan

Yak, jumpa lagi di #fashionfriday . Kali ini aku mau bahas alasan kenapa sering kedapatan berpakaian dengan nuansa hitam. Nenek Harun pernah bilang, “Jangan pake hitam-hitam terus, Mba. “. Tapi ya mau bagaimana lagi, memang koleksi pakaianku didominasi warna ini, sebagian pun bukan pilihanku: dapat honor dari basabasi.co kaus dengan tulisan judul cerpen #HamsadRangkuti warna hitam, dikasih Dongeng Kopi kaus edisi ” Seduh Kopi Sudahi Seduhmu ” warnanya hitam, dibelikan Bude Naryo buah tangan dari Singkawang kaus warna hitam, dulu Mas Daru bikin kaus kerja warna dasarnya hitam sablonnya tulisan warna merah, dan aku pun pernah DUA KALI dapat lungsuran kemeja berwarna hitam. Sengaja ngga sengaja, percaya ngga percaya.

Mungkin untuk orang-orang yang paham #fashionandbeauty akan menasihatiku bahwa warna hitam tidak cocok dengan warna kulitku yang gelap. Tapi dasar aku bocah ngeyelan, tetap saja aku lebih sering berbusana hitam. Kenapa? Praktis. Aku tidak perlu membuang waktu untuk memilih dan memadupadankan pakaian seperti halnya Mark Zuckerberg atau mendiang Bob Sadino. Kalau ku ingat lagi masa-masa kuliah, aku cukup menyesal karena tidak memakai baju yang itu-itu saja. Misalnya, hari Senin-Selasa memakai hitam-putih, Rabu-Kamis memakai batik, dan di hari Jumat berpakaian kasual. Sedih rasanya sempat ada di posisi, “Duh, besok pakai baju apa ya? “. Sekarang, untuk urusan sandang mungkin aku terbilang cuek. Jumlah baju yang ku beli dalam setahun bisa dihitung dengan jari (bahkan tak sampai sepuluh jari). Lain halnya dengan buku. Hehe.

Bagiku warna hitam adalah warna yang elegan, bisa masuk ke berbagai suasana dan tidak mudah kotor. Bu Sumarsih pernah menyebutkan alasan kenapa kode pakaian #aksikamisan berwarna hitam: karena hitam adalah lambang keteguhan

Be the first to reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *